Review LG G7+ ThinQ: Smartphone Bagus yang Kurang Diminati, Kenapa?
Uji Performa
AnTuTu
Aplikasi benchmark yang satu ini adalah salah satu yang paling banyak digunakan untuk mengukur kekuatan sebuah perangkat Android. Beberapa hal yang diuji di AnTuTu antara lain User Experience (UX), CPU, RAM, GPU, dan I/O. Semakin tinggi hasilnya, semakin baik. Kami menampilkan skor AnTuTu 6.0.1 dan 6.3.5 & AnTuTu 7.
[tabs class=”AnTuTu”]
[tab title=”AnTuTu 7″ active=”active”]
[/tab]
[tab title=”AnTuTu 6.0.1″]
[/tab]
[/tabs]
Geekbench
GeekBench 3 merupakan benchmark cross platform yang mengukur kinerja prosesor sebuah perangkat smartphone, tablet, dan PC. Aplikasi ini menggunakan skenario simulasi real world sehingga mampu menganalisa performa sebuah prosesor saat menggunakan single core atau multi core. Semakin tinggi nilainya, semakin baik. Kami menampilkan benchmark Geekbench 3 dan Geekbench 4.
[tabs class=”Geekbench”]
[tab title=”Geekbench 4″ active=”active”]
[/tab]
[tab title=”Geekbench 3″]
[/tab]
[/tabs]
3D Mark
Benchmark ini ditujukan untuk menguji performa dari sistem pada sebuah smarpthone Android dalam menangani pemrosesan grafis. Semakin tinggi hasilnya, semakin baik smartphone tersebut menjalankan proses grafis.
[tabs class=”3DMark”]
[tab title=”IceStorm Unlimited” active=”active”]
[/tab]
[tab title=”3DMark Sling SHot”]
[/tab]
[/tabs]
GFXBenchmark
Benchmark ini juga digunakan untuk melihat gambaran kemampuan dari sebuah smartphone dalam menangani pemrosesan grafis. Ada beberapa scene yang tersedia, yang masing-masing menawarkan beban yang berbeda, dan juga beberapa dengan API yang berbeda, sehingga benchmark ini kami anggap bisa mewakili gambaran performa smartphone dalam hal gaming. Tes yang ambil perbandingannya disini adalah T-Rex dan Manhattan ES 3.1 1080p.
PCMark Work
Aplikasi benchmark ini mengukur performa dan umur baterai pada smartphone maupun tablet Android, lewat pengujian yang berbasis aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan oleh user, bukan algoritma yang bersifat abstrak. Skor yang dihasilkan diklaim mampu mencerminkan performa sesungguhnya dari perangkat tersebut. Kami menampilkan skor PCMark 1.0 dan PCMark 2.0.
[tabs class=”PCMark”]
[tab title=”PCMark 2.0″ active=”active”]
[/tab]
[tab title=”PCMark 1.0″]
[/tab]
[/tabs]
Secara keseluruhan, secara benchmark tentu saja LG G7+ ThinQ memperlihatkan skor yang sangat tinggi. Tentu saja berkat SoC flagship Snapdragon 845 yang digunakan, baik performa CPU dan GPUnya tidak perlu diragukan lagi. Lancar jaya untuk semua aktivitas, bermain game dengan grafis tinggi, seperti PUBG dengan setting paling tinggi juga semua akan dilibas dengan baiik.
Tapi sayangnya performa yang serba tinggi ini tidak dibarengi dengan manajemen suhu yang baik dari perangkat LG G7+ ThinQ ini sendiri. Pada aktivitas yang berat, perangkat ini akan mengalami peningkatan suhu yang signifikan dan sangat mengurangi kenyamanan pengguna. Parahnya lagi peningkatan suhu ini juga mempengaruhi performa dari perangkat yang menjadi turun saat perangkat mengalami overheating. Misalnya saat membuka aplikasi kamera atau bermain game dengan waktu yang cukup lama, lagging mulai terasa ketika perangkat menjadi panas, meski tidak benar-benar sampai menyebabkan aplikasi berhenti atau sebagainya. Sepertinya LG perlu meningkatkan manajemen suhu pada perangkat terbarunya ini. Mengingat beberapa rivalnya jauh lebih inovatif untuk mengatasi overheat, bahkan dengan menambahkan hardware seperti heatpipe untuk menyalurkan panas lebih cepat.