Seorang Remaja di Kenya Kembangkan Aplikasi Organ-Matching

Seorang remaja asal Kenya bernama Caroline Wambui berhasil mengembangkan sebuah aplikasi mobile bernama Life Pocket. Aplikasi Life Pocket menghubungkan pasien yang membutuhkan donor organ dengan pendonor organ, dokter dan rumah sakit. Kesemuanya tersebut dapat didaftarkan secara langsung di aplikasi Life Pocket ini.
Caroline mengatakan bahwa aplikasi buatannya ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat umum terkait dengan pendonoran organ dan meningkatkan jumlah pendonoran organ di Kenya. Caroline membuat aplikasi Life Pocket ini terinspirasi dari kematian pamannya yang disebabkan karena gagal ginjal di tahun 2014 lalu. Pihak keluarga Caroline pun juga tidak ada yang bisa mendonorkan ginijalnya karena tidak cocok untuk didonorkan ke pamannya.
Aplikasi Life Pocket ini dikembangkan dengan Intel XDK dan Caroline juga bekerja sama dengan Intel untuk mengembangkan aplikasi ini dengan mengikuti program Teach, and She Will Connect dari Intel. Intel sangat antusias dengan ide aplikasi Life Pocket yang digagas oleh Caroline. Untuk membantu mewujudkan gagasan Caroline tersebut, Intel telah menyediakan relawan IT yang mengajarkan coding di sekolah Caroline.
Pada bulan Oktober lalu, aplikasi Life Pocket ini sudah mulai mendata beberapa rumah sakit dan pendonor organ di beberapa negara. Caroline masih belum bisa memastikan kapan aplikasi Life Pocket ini akan segera dirilis dan masih belum diketahui juga apakah aplikasi ini akan dirilis ekskulsif di salah satu platform mobile saja atau tidak.