Snapdragon 636: Bikin Smartphone Murah Jadi Kencang
OK, kami sudah pernah sedikit membahas mengenai Snapdragon 636. Akan tetapi, dalam artikel yang lebih spesifik ini, kami akan mencoba menajamkan pemahaman mengenai Snapdragon 636. Mulai dari keunggulan fiturnya, hingga ke keunggulan performanya dibandingkan dengan SoC (System on Chip) lainnya. Patut dicatat bahwa Qualcomm selalu membandingkan Snapdragon 636 ini dengan Snapdragon 630. Padahal, di Indonesia, Snapdragon 636 akan datang dengan kecenderungan sebagai pengganti Snapdragon 625. Oleh sebab itu, tabel dan hasil pengujian kami akan cenderung membandingkan Snapdragon 636 dengan Snapdragon 625.
Snapdragon 636: Membawa teknologi kelas premium menjadi terjangkau
Ini adalah hal paling menarik dari Snapdragon 636. Qualcomm dengan sangat cepat, langsung “menurunkan” teknologi yang tersedia pada SoC kelas premiumnya ke SoC kelas menengah. Efeknya, semua smartphone yang menggunakan Snapdragon 636 bisa menikmati fasilitas bagaikan smartphone kelas atas. Berikut ini adalah tabel spesifikasi Snapdragon 636 secara detail, dibandingkan dengan pendahulunya, Snapdragon 625.
Snapdragon 636 | Snapdragon 625 | |
Fab. | 14 nm LPP | 14 nm LPP |
Number of Core | 8 | 8 |
big.LITTLE | YES | NO |
Core Cluster #1 | 4x Kryo 260 1.8 GHz | 8x Cortex A53 ~2.0 GHz |
Core Cluster #2 | 4x Kryo 260 1.6 GHz | N/A |
GPU | Adreno 509 | Adreno 506 |
Max. Resolution | FHD+ | FHD+ |
Memory Support | LPDDR4 – 1333 MHz | LPDDR3 – 933 MHz |
Memory Channel | Dual | Single |
DSP | Hexagon 680 | Hexagon 546 |
Camera Support | Up to 24 MP; Dual ISP | Up to 24 MP; Dual ISP |
Video Capture | Up to 4K @ 30 fps | Up to 4K @ 30 fps |
Video Codec (Encode) | H.264, H.265, VP8, VP9 | H.264, H.265 |
Video Codec (Decode) | H.264, H.265, VP8, VP9 | H.264, H.265 |
Cellular | Global Mode LTE FDD LTE TDD WCDMA TD-SCDMA CDMA 1x EV-DO GSM/EDGE | Global Mode LTE FDD LTE TDD WCDMA TD-SCDMA CDMA 1x EV-DO GSM/EDGE |
LTE Category | Down: Cat. 12 Up: Cat. 13 | Down: Cat. 7 Up: Cat. 13 |
LTE Data Rate | Down: up to 600 Mbps Up: up to 150 Mbps | Down: up to 300 Mbps Up: up to 150 Mbps |
VoLTE | YES | YES |
WiFi | 802.11 AC | 802.11 AC |
Bluetooth | Bluetooth 5.0 | Bluetooth 4.1 |
USB Support | USB 3.0 | USB 3.0 |
Fast Charging | Quick Charge 4.0 | Quick Charge 3.0 |
Kryo 260: Motor Utama Snapdragon 636
Nama “Kryo” umum digunakan oleh Qualcomm untuk custom core di dalam SoC kelas atas, seperti 835 dan 845. Tentunya, ini membuat tidak banyak orang yang bisa “mencicipi” performanya, karena harga smartphone-nya pun cukup tinggi. Kali ini, Qualcomm membawa Kryo ke SoC kelas menengah.
Qualcomm menggunakan custom core di dalam Snapdragon 636, yaitu Kryo 260. Kryo 260 di sini memiliki 8 core yang terbagi dalam 2 cluster. Cluster dengan performa tingginya menggunakan basis dari Cortex A73. Sebagai catatan, awal tahun 2017, Cortex A73 masih merupakan mesin untuk smartphone kelas flagship (kelas teratas). Saat ini, Qualcomm menghadirkan A73 ke dalam Kryo 260 yang memotori smartphone kelas menengah.
Di dalam cluster untuk menghemat daya, terdapat 4 core berbasis Cortex A53 yang terkenal memang hemat daya. Akan tetapi, core ini sudah dimodifikasi untuk menghasilkan performa dan penghematan daya yang lebih baik.
Secara keseluruhan, sisi prosesor Snapdragon 636 ini menawarkan performa sekitar 50-55% lebih tinggi dibandingkan Snapdragon 625. Peningkatan yang sangat tinggi ini, tampaknya akibat penggunaan 4 core berbasis A73 pada Snapdragon 636. Peningkatan ini pun membuat smartphone yang menggunakan Snapdragon 636 mampu menyuguhkan performa bagaikan smartphone premium 1-2 tahun yang lalu.
DSP Hexagon 680: Diusung dari sistem kelas atas
Seperti pernah dibahas, DSP adalah bagian SoC yang mengendalikan nyaris semua fungsi, saat penghematan daya dibutuhkan. DSP ini yang bertanggung-jawab saat layar di matikan. Jadi, prosesor utama dapat diistirahatkan, dan DSP bekerja menghemat daya. Uniknya, DSP kelas atas ini sebenarnya juga sudah mampu menjalankan fungsi AI jika aplikasinya membutuhkannya. Sebab, dalam rancangan SoC terkini Qualcomm, baik sisi prosesor, DSP, dan GPU dapat menjadi akselerator AI jika dibutuhkan.
ISP Spectra 160:Hasilkan foto dan video berkualitas tinggi
Berbeda dengan Snapdragon 625/626, ISP (Image Signal Processor) pada Snapdragon 636 ini sudah menggunakan ISP Spectra. Lagi-lagi, ini adalah ISP yang “diturunkan” dari SoC kelas atas (835 dan 845). Kemampuan tinggi dari ISP ini secara otomatis membuat produsen smartphone bisa menggunakan sensor beresolusi tinggi atau bahkan multi-sensor.
ISP kencang membuat jeda waktu antara penekanan tombol pemotretan dengan saat pemotretan terjadi (shutter lag), sangat pendek. Anda jadi mudah memotret momen dengan cepat. Selain itu, karena kecepatan pengolahan data yang tinggi, autofokus pun menjadi lebih cepat.
Dari sisi video, ISP Spectra ini sanggup merekam video 4K dan bahkan video FullHD 120 fps. Ini adalah kemampuan yang sudah lebih tinggi dibandingkan pendahulunya.
GPU Lebih Kencang: Adreno 509
Meski dari sisi penamaannya terlihat bukan peningkatan yang jauh dari Snapdragon 625, sebenarnya Adreno 509 menawarkan peningkatan performa sekitar 40-45% dari sektor GPU. Lagi-lagi, ini adalah peningkatan yang luar biasa tinggi. Tak heran jika smartphone yang menggunakan Snapdragon 636 akan mampu menyuguhkan performa gaming yang mulus lancar, meski resolusi layarnya cukup tinggi.
Selain itu, GPU ini pun sudah mengusung semua fitur-fitur baru dari Snapdragon kelas atas. Ya, termasuk kemampuan untuk menjalankan fungsi AI (Artificial Intelligence). Seberapa jauh kemampuan AI pada SoC Snapdragon 636 ini bisa kita nikmati, sangat bergantung pada pengembangan yang dilakukan oleh produsen smartphone yang menggunakannya.
Selain beberapa kemampuan tersebut, Snapdragon 636 pun terdata sebagai SoC dengan litografi 14nm. Modem yang digunakannya tergolong salah satu modem canggih, X12 LTE. Dan tentunya, sebagaimana semua SoC kekinian, Snapdragon 636 pun sudah memiliki kemampuan ‘on Device Machine Learning’ dan AI.
Dari sisi pengisian daya, Snapdragon 636 ini sebenarnya sudah tergolong sangat canggih. Meski dirancang untuk smartphone kelas menengah, Snapdragon 636 sudah mendukung Quick Charge 4.0. Akan tetapi, tentunya tidak semua smartphone akan memanfaatkan fitur ini. Sebabnya adalah, masih dibutuhkan komponen ekstra untuk mengaktifkan QC4.0. Selain itu, kabel dan charger yang disediakan pun akan menjadi lebih mahal.
Performa Snapdragon 636
Peningkatan performa prosesor sekitar 55% dan GPU sekitar 45% terhadap Snapdragon 625 merupakan peningkatan yang sangat tinggi. Tentu saja, performa di aplikasi nyata, bisa saja lebih tinggi. Bagi kami, membawa semua fitur kelas atas ke level harga menengah merupakan hal yang patut diacungkan jempol.
Tanpa menampilkan performa sungguhan, rasanya artikel ini menjadi hambar. Oleh sebab itu, sebagai penutup, kami hadirkan skor perbandingan performa Snapdragon 636 dengan pendahulunya dan beberapa SoC lainnya. Kami tampilkan Snapdragon 625 dan 636 dengan warna merah untuk memperjelas perbedaan antara keduanya.
Jadi, terlihat jelas bahwa Snapdragon 636 mampu menawarkan performa yang cukup jauh lebih tinggi dibandingkan Snapdragon 625. Meski kecepatan prosesornya terbatas pada 1,8 GHz saja, tapi penggunaan prosesor dengan instruction per core (IPC) lebih tinggi membuat hal ini bisa terjadi. Jika dilihat dari skor Geekbench 4, terlihat bahwa Snapdragon 636 memiliki performa multitasking yang cukup tinggi, Bahkan, mampu bersaing dengan Snapdragon 820 yang berada di kelas premium, 2 tahun yang lalu.
Snapdragon 636 memiliki performa yang tinggi untuk kelasnya. Sementara itu, kecepatan prosesornya yang berada di bawah 2GHz seharusnya bisa menjaga konsumsi daya tetap baik. Menurut kami, Snapdragon 636 akan menjadi pengganti Snapdragon 625 yang sangat sukses. Meneruskan keberhasilan pendahulunya dengan performa tinggi yang mencukupi bahkan untuk para mobile gamer.