Upaya Kementrian Kesehatan RI dan Halodoc Jadikan Telehealth sebagai Ekosistem Kesehatan Masa Depan

Pada hari Jumat (22/10), Halodoc bersama dengan Kementrian Kesehatan RI dan Ikatan Dokter Indonesia mengadakan webinar terkait pentingnya telemedis atau telehealth yang tengah berjalan dan cukup populer untuk digunakan oleh masyarakat di masa pandemi ini sebagai salah satu solusi transformasi digital di bidang dan industri kesehatan untuk masa depan. Webinar ini sendiri diadakan sebagai salah satu bentuk penyambutan Hari Dokter Nasional yang jatuh di tanggal 24 Oktober 2021 mendatang.
Dalam penjelasan yang diungkapkan oleh pihak Kementrian Kesehatan RI, pemerintah telah mengeluarkan roadmap transformasi digital dengan telehealth sebagai peranan dalam membantu mewujudkan layanan kesehatan yang merata dan inklusif, juga termasuk di dalam ekosistem kesehatan masa depan.
Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI, Setiaji, ST, M.Si. mengatakan, “Saat ini Kemenkes telah membentuk Digital Transformation Office dalam rangka mempersiapkan masa depan sistem kesehatan di Indonesia. Dalam beberapa tahun kedepan, masyarakat diharapkan bisa mengakses layanan kesehatan digital mulai dari dalam kandungan hingga menghadapi kondisi kritis, dimana semua rekam medis akan terintegrasi pada satu sistem, sehingga masing-masing orang nantinya akan memiliki personal health record. Teknologi seperti telehealth ini tidak hanya membantu para dokter meningkatkan skill, namun juga memperluas jangkauan layanannya.”
Halodoc sendiri merupakan aplikasi telehealth yang kerap digunakan oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia terutama di pulau Jawa, di mana layanan Chat pada aplikasi ini menjadi yang paling diminati dengan terdapat sekiatr 20 juta pengguna bulanan aktif.
“Dengan bantuan dari 20.000 mitra dokter, pengalaman pengguna dan kualitas pelayanan konsultasi tetap terjaga meskipun terdapat lebih dari 10x pertumbuhan permintaan dalam platform kami, termasuk dukungan untuk program isolasi mandiri bagi pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dengan gejala ringan bersama Kementerian Kesehatan RI. Tak kalah penting, kami juga melihat perluasan sebaran pengguna yang telah memanfaatkan layanan Halodoc dengan 25% berasal dari daerah luar Pulau Jawa, seperti Sulawesi, Papua, Aceh, Bengkulu,” ujar Chief Business Officer & Co-Founder Halodoc, Doddy Lukito.
Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr. Daeng M. Faqih, SH, MH turut menuturkan bahwa keberadaan Halodoc sebagai enabler dari telehealth ini sejalan dengan himbauan untuk mengurangi konsultasi tatap muka di masa pandemi, tetapi tetap bisa menjalankan peranannya sebagai dokter untuk melayani masyarakat.
“Sejak awal pandemi, IDI terus menghimbau para dokter untuk mengurangi praktik tatap muka, namun pelayanan pasien harus tetap berjalan dengan menggunakan APD lengkap. Layanan telemedis ini sangat luar biasa perkembangan dan manfaatnya, termasuk dalam mempercepat layanan vaksinasi hingga membuka akses pelayanan isoman. Tanpa bantuan teknologi, hal ini hampir mustahil dikerjakan, apalagi dengan pasien COVID-19 yang banyak, tenaga kesehatan terbatas, dan fasilitas RS yang serba kekurangan. Indonesia juga wilayahnya sangat luas, sehingga akses kesehatan harus dibuka selebar-lebarnya, dan telemedis adalah jawabannya”