Review ASUS Zenfone 9: Android Mini, Super Kencang, Terbaik 2022
Satu lagi smartphone flagship kelas atas hadir resmi ke Indonesia. Ini adalah Zenfone 9, smartphone kencang dengan ukuran ringkas dan fitur melimpah terbaru dari ASUS.
Sebagai smartphone kelas flagship, Zenfone 9 ini tentu dibekali banyak sekali hal menarik. SoC-nya Snapdragon 8+ Gen 1 yang sangat kencang itu. Layarnya 120 Hz dengan panel AMOLED.
Baterainya, 4300 mAh, yang terbilang besar untuk smartphone ringkas. Lalu yang juga menarik, kameranya! ASUS menawarkan kamera dengan 6-Axis Hybrid Gimbal Stabilizer.
Menarik bukan? Nah, langsung saja kita akan bahas tuntas smartphone baru ASUS yang satu ini!
Paket Penjualan
ASUS masih menggunakan kemasan dengan warna abu-abu, mirip yang mereka gunakan untuk Zenfone 8. Kemasan paket ini masih agak tebal, jadi sepertinya isinya masih cukup lengkap ini.
Isi dari paket penjualan tersebut adalah:
– Unit ASUS Zenfone 9
– Ada charger. Ini adalah charger 30 Watt. Memang bukan yang super kencang seperti kebanyakan smartphone kelas atas saat ini. Tapi masih terbilang mencukupi.
– Kabel USB Type C to Type C
– Headset dengan konektor 3.5 mm
– Case
– SIM Tray Ejector
– Paket Dokumen
Ya, isi paket penjualan dari Zenfone 9 masih cukup lengkap. Hanya tidak ada screen protector saja di sini.
Desain
Zenfone 9 ini hadir dengan dimensi hanya 146.5 x 68.1 x 9.1 mm saja, dengan bobot hanya 169 gram. Ya, ini adalah smartphone yang sangat ringkas. Kita bisa lihat dari ukurannya saja yang memang sangat compact ini. Bobotnya juga terbilang ringan. Bodi belakang smartphone ini menggunakan bahan polikarbonat.
Walaupun begitu, dengan proses produksi khusus, ASUS menawarkan permukaan dengan tekstur halus, yang terasa seperti kain. ASUS menyebutkan permukaan ini akan bebas bekas sidik jari dan juga tidak licin.
Permukaan sisi belakang ini flat, dengan lekukan halus di empat sisi. Ini membuat sisi belakang tidak membentuk sudut tajam dengan frame.
Bicara soal frame, ASUS menggunakan desain flat. Tapi, mengingat ini adalah smartphone yang sangat ringkas, penggunaan frame flat ini bisa dimaklumi, karena ini memungkinkan produsen tidak kehilangan ruang untuk meletakkan komponen di dalam smartphone. Frame smartphone ini sendiri terbuat dari bahan metal.
Untuk warna, ada beberapa warna yang disediakan ASUS, yaitu Starry Blue, Moonlight White, Sunset Red, dan Midnight Black. Untuk unit yang kami uji yaitu Midnight Black.
ASUS menyebutkan kalau Zenfone 9 ini memiliki sertifikasi IP68, tahan terhadap debu dan air. Aman kalau masuk ke dalam air seperti ini, tapi bukan berarti ini bisa terus-menerus dibawa berenang.
Untuk sisi-sisinya terdapat:
Sisi Kanan:
Tombol volume up/down dan tombol “ZenTouch”, alias multi function button. Fungsi utamanya adalah tombol power dan fingerprint scanner.
Tapi, ada fitur ekstra yang disematkan ASUS. Tombol ini bisa digunakan untuk gesture swipe up dan swipe down. Ini bisa diatur misalnya untuk membuka – tutup slider notifikasi.
Selain itu, ada juga input double click untuk tombol “ZenTouch”, yang fungsinya bisa diatur, termasuk misalnya untuk membuka app tertentu.
Sisi Atas
microphone, audio jack 3.5 mm. Ya, masih ada audio jack di smartphone ini!
Sisi Kiri:
Kosong
Sisi Bawah
SIM Tray (2 Nano SIM), microphone, USB Type C, speaker
Beralih ke sisi depan, terdapat layar Flat 5.9 inci dengan panel AMOLED dari Samsung. Resolusinya yaitu FHD+ (2400 x 1080 px), dengan rasio 20:9, serta Refresh Rate up to 120 Hz.
Saat kami gunakan di mode “Auto”, saat melakukan swipe di Home Screen dan app drawer, refresh rate tertahan hanya di 90 Hz saja. Lalu, setelah didiamkan beberapa detik, refresh rate anehnya tidak turun ke 60 Hz atau lebih rendah. Tetap di 90 Hz saja.
Di app seperti Play Store dan Chrome refresh rate juga tetap tertahan di 90 Hz. Sementara di YouTube, refresh rate hanya di 60 Hz saja.
Kami coba pengaturan lain yaitu layar diatur ke 120 Hz. Kalau menggunakan setting ini, saat swipe-swipe refresh rate akan naik ke 120 Hz. Lalu setelah diam beberapa detik, refresh rate turun ke 60 Hz secara otomatis.
Sayangnya, saat slider notifikasi terbuka dan di app Play Store, refresh rate tertahan di 120 Hz, sekalipun kita tidak menyentuh layar beberapa lama.
Untuk aplikasi Chrome dan YouTube, refresh rate bisa naik ke 120 Hz, dan otomatis turun ke 60 Hz setelah tidak ada input ke layar beberapa lama.
Sepertinya, untuk refresh rate, ASUS perlu melakukan optimasi lagi.. Terasa belum sempurna naik-turun refresh rate di sini.
Untuk pencahyaan dan cakupan warna, ASUS mengklaim kalau smartphone ini punya Brightness sampai 1100 nit. Saat kami coba tes untuk indoor, brightness layarnya bisa sampai 460 nit.
Sedangkan untuk Color Gamut, layar smartphone diklaim ASUS menawarkan cinema-grade color.
Ada beberapa preset tampilan layar yang bisa dipilih dari menu Splendid di pengaturan Display. Dan berikut masing-masing hasil pengujian kami untuk tiap preset.
Secara umum, mode Original dan Cinematic memiliki karakter yang terbilang mirip. Keduanya cocok untuk menonton movie karena sepertinya dituning agar color gamut dan volume bisa dekat dengan 100% DCI-P3.
Sementara untuk edit-edit foto atau video, mode Standard seharusnya pas, karena dituning mendekati 100% sRGB baik di color gamut maupun volume.
Sedangkan kalau tidak masalah dengan saturasi yang tinggi, ada mode Natural. Ini seperti benar-benar dilepas saja, tanpa tuning khusus.
Untuk akurasi warna, layar ini diklaim oleh ASUS menawarkan Delta E < 1. Selain itu juga mendukung HDR10 dan HDR10+
Layar juga dibekali pelindung layar menggunakan Corning Gorilla Glass Victus. Terkait bezel layar, smartphone ini memiliki bezel atas, bawah, kiri, dan kanan yang terbilang relatif tipis dan berimbang.
Earpiece ada di bezel atas layar. Ini juga menjadi speaker kedua di smartphone ini. Ya, Zenfone 9 ini menawarkan dual speaker dengan teknologi dari OZO Audio yang didesain dengan bantuan dari Dirac.
Saat dicoba, speaker di smartphone ini terasa bisa menghasilkan kualitas suara yang baik, dengan detail dan separasi yang terbilang baik. Volume yang dihasilkan juga terbilang mencukupi.
Menurut ASUS, teknologi dari OZO Audio juga digunakan di dual mic di smartphone ini, yaitu teknologi untuk noise reduction.
Di bagian depan, ada di punch hole kecil di area kiri atas layar, dimana terletak Kamera selfie 12 MP, f/2.45. Ini menggunakan Sensor Sony IMX663, dengan fitur Dual PDAF. Jadi kamera selfie ini punya fitur auto focus. Untuk kemampuan video Recording up to 4K 30 fps atau 1080p 60 fps.
Lalu beralih ke sisi Belakang, terdapat Kamera utama – 50 MP Main Camera/Wide Angle Lens, Sony IMX766, f/1.9, Dual PDAF. Kamera ini menghasilkan foto 12.5 MP dengan Quad Bayer Technology.
Kamera ini dilengkapi dengan 6-Axis Hybrid Gimbal Stabilizer. Ini akan membantu menghasilkan foto dan video yang jauh lebih stabil.
Lalu juga terdapat 12 MP Ultra-Wide Angle Lens, Sony IMX363, f/2.2, Dual PDAF dengan Field of View 113°. Kamera ini juga bisa digunakan untuk kamera macro, dengan fokus hingga 4 cm.
Terdapat Single LED Flash, dan untuk kemampuan perekamannya yaitu:
– Video Recording up to 8K24 dengan EIS, 4K30 dengan EIS, dan 1080p60 dengan HyperSteady untuk Main Camera.
4K30 dengan EIS dan 1080p60 dengan HyperSteady untuk Ultra-Wide Angle.
– Slow Motion 4K120, 1080p240, atau 720p480
– Fitur: Pro Photo, Pro Video, RAW, Portrait, Light Trail, Night Mode, dll
Kita juga bisa melakukan input double tap ke area tengah sisi belakang smartphone ini. Fungsinya bisa diatur sesuai dengan kebutuhan kita. Ada beberapa fungsi yang bisa dipilih dari menu setting.
- Paket Penjualan, Desain
- Spesifikasi, Uji Performa
- Gaming, Kamera, Baterai,
- Harga, Kesimpulan