Huawei GR3: Smartphone Murah yang Tidak Sesuai Perkiraan
Uji Performa
Pengujian performa yang “klasik” kami lakukan juga untuk Huawei GR3. Pembanding kali ini datang dari beberapa smartphone lain yang menggunakan SoC Snapdragon 615/616, karena pada kelas harganya, umumnya prosesor ini yang akan banyak mendominasi. Tentu saja, kami pun menyertakan skor dari “abang” si Huawei GR3 ini, yaitu Huawei GR5.
ANTUTU
Ini adalah pengujian paling klasik yang sering digunakan. Perhatikan bahwa kami menggunakan ANTUTU 6.01 untuk pengujian ini. Sebab, database kami sejak 2016 sudah menggunakan tipe ini. Jika Anda menguji dengan ANTUTU 6.1.x, maka hasil pengujian sudah tidak bisa dibandingkan dengan hasil pengujian kami ini.


GEEKBENCH 3
Ini adalah pengujian unik. Hanya menguji sisi prosesor saja. Akan tetapi, pengujian ini cukup konsisten jadi bisa digunakan acuan yang cukup baik. Skor single core akan menggambarkan kenyamanan penggunaan sehari-hari. Smartphone kelas premium akan memiliki skor 1000 atau lebih. Sementara untuk kelas menengah skornya berkisar 650-900.



PCMARK
Ini adalah pengujian yang lebih kompleks. Hasil pengujian ini menampilkan kemampuan menyeluruh dari sebuah smartphone untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk performa olah video dan gambar.


3DMARK
Ini adalah indikator performa gaming maksimum. 3DMark akan menguras kemampuan 3D dan prosesor smartphone yang terkait dengan kemampuan gaming.


GR3 adalah salah satu smartphone yang unik untuk urusan performa. SoC Mediatek MT6753T yang digunakannya, menjanjikan performa yang tinggi. Pengujian pun membuktikan bahwa ternyata Huawei GR3 ini tidak hanya unggul di kelas prosesornya. GR3 bahkan mampu mengungguli “kakaknya” seri GR5. Bisa jadi karena resolusi layar yang lebih rendah, tapi kemungkinan besar karena SoC ini memang berorientasi lebih ke arah performa. Berbeda dengan Snapdragon 616 yang cenderung dirancang untuk menghemat baterai.