Tak Lagi Gratis, TweetDeck Bakal Jadi Fitur Eksklusif Twitter Blue
Twitter akhirnya merilis TweetDeck versi anyar yang membawa sejumlah fitur baru. Namun, kabar itu datang bersamaan dengan pengumuman yang kurang menyenangkan bagi pengguna TweetDeck, yakni platform tersebut akan menjadi salah satu fitur eksklusif bagi pengguna berbayar alias Twitter Blue saja.
Disebut sebagai TweetDeck 2.0, versi anyar tersebut sejatinya sudah dikembangkan sejak dua tahun lalu, tapi Twitter tampaknya harus segera merilisnya meski masih dalam tahap Preview. Pasalnya, TweetDeck dilaporkan mengalami banyak masalah setelah Twitter menerapkan batasan Tweet yang dapat dibaca per hari.
TweetDeck 2.0 membawa sejumlah fitur terkini dari Twitter, termasuk dukungan Twitter Spaces, Advanced Search, Column Creator, Video Docking, Polls, dan masih banyak lagi. TweetDeck terbaru itu sudah dirilis secara global, dengan pengguna hanya perlu klik tombol “Try the new TweetDeck” di situs mereka tweetdeck.twitter.com.
We have just launched a new, improved version of TweetDeck. All users can continue to access their saved searches & workflows via https://t.co/2WwL3hNVR2 by selecting “Try the new TweetDeck” in the bottom left menu.
Some notes on getting started and the future of the product…
— Support (@Support) July 3, 2023
Memang, saat ini TweetDeck 2.0 bisa diakses oleh semua pengguna Twitter, baik pengguna gratis sekalipun, tapi itu cuma untuk 30 hari setelah perilisannya (4/7/2023). Setelah itu, hanya pengguna “verified” alias Twitter Blues yang bisa mengakses platform streamreader resmi dari Twitter tersebut.
TweetDeck sendiri bisa jadi platform yang sangat berguna untuk bisnis atau kalangan tertentu. Pengguna bisa mengakses Twitter dengan beberapa kolom sekaligus dalam satu tampilan, memungkinkan pengguna melihat Tweet lebih banyak bahkan dengan akun yang berbeda sekalipun.
Namun, semenjak Twitter diambil alih oleh Elon Musk, banyak kebijakan yang cukup kontroversial diterapkan pada platform berlogo burung biru tersebut. Satu tendensi yang cukup jelas yakni mereka ingin meningkatkan pendapatan dengan mendorong pengguna mereka beralih jadi pengguna berbayar alias berlangganan ke Twitter Blue.