Kreator Power VR Akan Tuntut Apple
Perselisihan antara Apple dengan pemasok komponen produk mereka ternyata tidak terjadi dengan Qualcomm saja. Perusahaan teknologi dari California, AS tersebut kini disebut juga berselisih dengan Imagination Technologies, kreator GPU Power VR yang digunakan Apple di SoC mereka. Bahkan, berdasarkan kabar terbaru, Imagination Technologies sudah menyiapkan tuntutan untuk Apple.

Khawatir Apple Gunakan Teknologi Power VR
Sebenarnya, perselisihan antara Apple dan Imagination Technologies sudah mulai terlihat saat Apple terindikasi ingin membuat GPU sendiri. Imagination Technologies khawatir Apple akan memanfaatkan teknologi dari paten mereka di GPU tersebut. Sementara, Apple sendiri terlihat belum menunjukkan itikad baik untuk membuka diskusi terkait hal tersebut.
Berdasarkan kabar yang beredar, Apple disebut akan memangkas pembayaran ke Imagination Technologies setelah mereka bisa membuat GPU mereka sendiri. Secara tidak langsung, Apple mengindikasikan bahwa mereka memang tetap menggunakan teknologi dari Imagination Technologies. Namun, karena penggunaan itu dilakukan secara tidak langsung, mereka merasa tidak wajib membayar penuh atas lisensi penggunaan teknologi itu.
Tidak Ada Kesepakatan
Kini, Imagination Technologies disebut akan menyelesaikan perselisihan ini lewat jalur hukum. Sejauh ini, memang tidak ada kesepakatan yang terjalin antara Apple dengan Imagination Technologies terkait apakah teknologi di balik Power VR bisa dimanfaatkan Apple untuk GPU mereka serta jumlah royalti yang harus dibayar. Lewat jalur hukum, Imagination Technologies tampaknya berharap Apple mau tidak mau harus tetap membayar biaya lisensi teknologi sesuai dengan yang seharusnya.
Apple sendiri terlihat tengah mencoba mengurangi biaya lisensi atau royalti yang harus mereka bayar ke beberapa pihak. Bila hal itu berhasil dilakukan, Apple tentu saja bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi dari penjualan produk mereka. Sayangnya, beberapa cara yang mereka lakukan untuk hal tersebut dirasa oleh rekanan mereka terlalu “kasar” dan berujung ke pengadilan.