Nathania Saphira Wakili Indonesia di Ajang AWS DeepRacer Women’s League.
Amazon Web Services Inc. (AWS) memiliki pendekatan tersendiri guna mempopulerkan teknologi cloud computing dan juga machine learning menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk dipelajari, baik dikalangan pria maupun wanita. Untuk itu, AWS menggelar AWS DeepRacer Women’s League.
AWS DeepRacer Women’s League adalah liga pertama di dunia yang mengadu ketangkasan mahasiswi negara-negara Asia Tenggara di ajang balapan mobil otonom secara virtual berbasis machine learning.
“Liga ini bertujuan mendukung perempuan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand untuk berpartisipasi di sektor teknologi lewat pengembangan kemahiran di bidang machine learning,”ujar Vincent Quah, Regional Head of Education, Research, Healthcare and Non-For-Profit Organization APAC Public Sector, AWS.
Dalam kompetisi ini, para peserta akan bersaing menggunakan mobil balap miniatur dengan skala 1:18 dengan teknologi cloud dan digerakkan oleh teknologi reinforcement learning (RL). Teknologi machine learning ini digunakan untuk pengembangan kendaraan otomatis/ swakemudi.
Baca Juga: Solusi Machine Learning berbasis Cloud AWS Siap Dukung Transformasi Digital Berbagai Sektor Industri

Para peserta merupakan developer pemula yang belum memilki pengetahuan mengenai machine learning dan ingin mengetahui serta bereksperimen mengenai ML lebih lanjut.
Adapun perwakilan Indonesia di ajang AWS DeepRacer Women’s League adalah Nathania Saphira, mahasiswi semester 7 jurusan Informatika Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Ia memenangkan kompetisi tingkat nasional. Ia berhasil menjadi juara pertama dengan mencatat waktu yang mengesankan, yaitu 0:11:416.
Dengan hasil tersebut, Nathania bersama juara kedua yaitu Mahanti Indah Rahajeng dari Institut Teknologi Bandung (ITB), akan mewakili Indonesia di kejuaraan tingkat Asia Tenggara.
“Dengan ikut berkompetisi di ajang ini saja, saya bisa memperoleh banyak ilmu tambahan tentang machine learning yang sangat berguna dalam melengkapi teori-teori yang saya dapatkan di bangku kuliah. Sebagai contoh, saya mempelajari machine learning di kampus, seperti supervised dan unsupervised learning. Namun, ada pembelajaran baru yang saya peroleh ketika saya mengikuti AWS DeepRacer, seperti tentang reinforced learning,” ujar Nathania.
Ia juga mengapresiasi pendekatan yang dilakukan oleh AWS dalam memperkenalkan dunia machine learning, menjadikannya sesuatu yang menyenangkan dan edukatif. Apalagi bagi kalangan wanita, yang kebanyakan menganggap machine learning adalah sesuatu yang sangat teknikal.
Baca Juga: WWF Indonesia Manfaatkan Teknologi AWS untuk Mencegah Hewan Dilindungi dari Kepunahan

“Inisiatif ini diharapkan juga akan mampu mendorong terus tumbuhnya perekonomian di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, melalui lahirnya perempuan-perempuan tangguh yang memiliki bekal kecakapan dan keahlian di beragam bidang ilmu dan siap menyongsong masa depan,” pungkas Vincent Quah.
AWS DeepRacer Women’s League merupakan bagian dari hackathon AWS Build On, ASEAN 2020, sebuah ajang bagi para mahasiswa dari berbagai sekolah vokasional, politeknik, dan universitas untuk menyelesaikan beragam tantangan, terkait dengan pandemi, polusi udara, kemacetan, hingga banjir dengan menggunakan AWS promotional credits yang ditawarkan dalam program AWS Educate.