review realme GT Neo 3 150W & 80W: Gaming dan Charging Super Kencang!
Uji Performa
Benchmark
AnTuTu 8
718791 (normal); 744530 (GT Mode)
AnTuTu 9.0.12
817786 (normal); 821027 (GT Mode)
Sesuai janji realme, GT Mode 3.0 di smartphone ini bisa memberikan sedikit performa ekstra. Tapi, tanpa mengaktifkan mode ini pun kami merasa performa yang ditawarkan sudah sangat tinggi.
Geekbench 5
SC 968/MC 4087
CPU Throttling Test
Tanpa kipas, performa hanya turun ke 83% saja, terbilang terjaga dengan baik performa CPU smartphone ini.
Sementara dengan fan grip, performa hanya turun ke 93% di tes 30 menit. Ini seharusnya menunjukkan kalau sistem pendingin memang menjalankan tugasnya dengan baik.
3DMark
Sling Shot Extreme OpenGL ES 3.1 (Graphics): 7357
Wild Life Stress Test (Tanpa Kipas)
- Best Score: 5407
- Lowest Score: 3299
- Stability: 61% – kestabilannya di bawah yang diharapkan
Wild Life Stress Test (dengan Fan Grip)
- Best Score: 5464
- Lowest Score: 5303
- Stability: 97.1% – untungnya, saat menggunakan fan grip, performa bisa dijaga tetap tinggi.
GFXBench
- Manhattan 3.1 1080p Offscreen: 111 fps
- Car Chase 1080p Offscreen: 59 fps
Performa yang ditawarkan smartphone ini terbilang tinggi kalau dilihat dari benchmark, bahkan bersaing dengan salah satu SoC terkencang di tahun 2021 lalu (Snapdragon 888).
Sebagai catatan, hasil pengujian yang kami tampilkan ini merupakan hasil yang didapatkan dari realme GT NEO 3 150W. Untuk hasil varian realme GT NEO 3 80W ada di kisaran yang sama.
Gaming
Seperti yang kami sebutkan sebelumnya, fitur frame interpolation masih belum tersedia, jadi kami masih belum bisa memberikan hasil pengujian dengan fitur tersebut di video kali ini.
Mungkin kalau benar di kemudian hari ada update untuk mengaktifkan fitur tersebut, kami akan coba membahasnya di video terpisah, tentu saja kalau kami masih memegang smartphone ini.
Terlepas dari hal tersebut, kira-kira kemampuan seperti apa yang bisa ditawarkan realme GT NEO 3 dengan Dimensity 8100 5G ini?
– PUBGM: Sayang sekali setting yang terbuka hanya sampai Smooth – Extreme dan HDR – Ultra saja. Untuk Smooth – Extreme rata di 60 fps, terlalu ringan. Sementara saat kami coba di HDR – Ultra, framerate bisa bertahan cukup rata di 40 fps, framerate maksimal di setting Ultra, selama kami beberapa kali memainkan mode battle royale di game ini.
– Apex Legends: game ini kami jalankan di setting tinggi, Extreme HD, dengan framerate 60 fps, alias setting Ultra. Hasilnya, setelah beberapa match, kami tetap mendapatkan framerate tinggi, cukup rata di 60 fps, di dalam game yang satu ini. Oh, iya, kami tidak menggunakan fan grip selama memainkan game ini, dan framerate masih tetap stabil.
– Mobile Legends: sayangnya, setting framerate di atas 60 fps belum muncul untuk smartphone ini. Kami mencoba memainkan tiga match berturut-turut di game ini dengan setting tertinggi yang terbuka, High – HD – Shadow On. Hasilnya, mulai game pertama sampai ketiga, kami bisa terus mendapatkan framerate cukup rata di 60 fps! Tidak terasa ada penurunan framerate sama sekali sekalipun ada battle yang ramai tengah terjadi. Nyaman sekali memainkan game yang satu ini, tapi ya sedikit disayangkan kualitas ultra atau framerate lebih tinggi belum bisa dirasakan.
– Modern Warships: untuk smartphone kelas atas, tentunya kami coba memainkan game ini di setting Ultra, dengan semua efek aktif. Hasilnya, setelah beberapa match, kami mendapatkan framerate di 58 – 60 fps di awal match. Saat battle mulai dan makin ramai, framerate hanya turun ke kisaran 53 – 60 fps sampai battle berakhir. Jadi ya framerate terbilang tinggi bisa didapatkan di game ini dengan setting kualitas tinggi, tapi ya sayang sekali belum bisa tembus ke atas 60 fps.
– Genshin Impact: kami langsung menggunakan setting Highest – 60. Di awal, kami menggunakan Balanced Mode, bukan GT Mode. Di pengujian game-game sebelumnya, itu semua juga di Balanced Mode, bukan GT Mode.
Setelah mencoba game ini sekitar 30 menit, kami mendapatkan hasil di kisaran 50 fps ke atas saat hanya menjelajahi map, turun sedikit ke 40 – 50 fps saat battle. Sementara saat battle yang cukup panjang, framerate akan ada di kisaran 40 fps, sesekali saja turun sedikit ke bawah 40 fps.
Di Balanced Mode ini, setelah sekitar 30 menit suhu untuk sisi depan titik tertinggi di area kiri atas layar mencapai sekitar 40°C. Sementara untuk sisi belakang, suhu tertinggi ada di kisaran 40°C di dekat modul kamera. Terlihat penyebaran panas terbilang merata di smartphone ini, dengan area tengah sisi belakang pun suhunya mencapai 37°C.
Lalu, kami coba menggunakan GT Mode. Framerate yang kami dapatkan masih kurang lebih ada di kisaran yang sama, di atas 50 fps saat hanya mengitari map, dan untuk battle yang panjang turun ke kisaran 40 fps dan jarang sekali turun ke bawah itu. Untuk battle-battle yang singkat saja, terlihat sedikit beda di mana framerate cenderung dipertahankan di kisaran 50 fps, lebih tinggi dari saat tidak menggunakan GT Mode tapi tidak terlalu jauh bedanya.
Nah, untuk suhu di GT Mode, sedikit lebih tinggi saja. Sisi depan, titik terpanas ada di kisaran 42°C di area atas, dengan area tengah ada di 40°C. Sementara untuk sisi belakang, mencapai 43°C – 44°C, dengan area tengah smartphone ada di kisaran 39°C. Secara keseluruhan, sisi belakang ini masih tidak terlalu panas, sedikit panas tapi belum sampai membuat tangan terasa tidak nyaman saat memainkan Genshin Impact.
Terlihat kalau sistem pendingin dari smartphone ini, dengan stainless steel vapor chamber yang luas, cukup efektif dalam menyebarkan panas dan secara keseluruhan sistem ini juga terlihat bisa mempertahankan performa smartphone tetap tinggi bahkan saat bermain game berat.
Bagaimana kalau menggunakan fan grip? Kami coba di Balanced Mode, dan hasilnya luar biasa, game ini berjalan rata di atas 50 fps, baik saat hanya menjelajahi map maupun battle. Battle yang cukup panjang pun tidak jadi masalah, framerate masih ada di atas 50 fps! Framerate tinggi ini terus kami dapatkan sampai sekitar 30 menit kami menguji gaming dengan fan grip ini! Nyaman sekali dimainkan!