Review Smartphone ASUS Zenfone 4 Max: Dual-Camera Terjangkau
Spesifikasi
ASUS menawarkan smartphone ini dengan SoC Snapdragon 425 dari Qualcomm sebagai motor utamanya. SoC ini sendiri menggunakan prosesor quad core Cortex A53, dengan kecepatan 1.4 GHz. Sayangnya, SoC ini masih diproduksi dengan fabrikasi 28 nm, sehingga mungkin akan sedikit mengganggu daya tahan baterai smartphone secara keseluruhan. SoC ini sendiri juga dibekali dengan GPU Adreno 308 & DSP Hexagon 536.
Smartphone Zenfone 4 Max ini dibekali juga dengan RAM 3 GB serta storage internal 32 GB. Kapasitas RAM 3 GB masih bisa diterima untuk smartphone kelas menengah-bawah di era saat ini. Sementara kapasitas storage internal 32 GB masih terbilang memadai, terlebih lagi pengguna akan dengan mudah menambahkan Micro SD untuk memperluasnya bila dirasa dibutuhkan, tanpa perlu mengorbankan slot untuk SIM Card.
Zenfone 4 Max ZC520KL ini menggunakan layar 5.2″ dengan resolusi HD (1280 x 720 piksel). ASUS memilih untuk menggunakan panel layar IPS di smartphone ini, yang menurut kami bisa memberikan tampilan yang terbilang cukup baik. Layar dan hampir seluruh sisi depan dari smartphone ini, kecuali bagian fingerprint scanner, ditutup oleh kaca 2.5D.
Baterai 4100 mAh menjadi andalan ASUS di smartphone yang satu ini. Penggunaan baterai dengan kapasitas yang terbilang cukup besar ini berimbas pada ketebalan perangkat yang mencapai 8.8 mm. Menariknya, ASUS menyediakan fitur reverse charging di smartphone ini, sehingga pengguna bisa memanfaatkan smartphone ini untuk mengisi ulang daya beberapa jenis perangkat lain, memanfaatkan kabel USB OTG dalam paket penjualan. Cukup disayangkan, smartphone ini tidak menawarkan fitur fast charging, sehingga pengisian ulang daya baterai akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Beralih ke sensor, smartphone ini dibekali dengan accelerometer, e-compass, proximity sensor, dan ambient light sensor. Sayang sekali, ASUS masih belum menyertakan gyroscope di smartphone Zenfone 4 Max ini, tetapi hal tersebut bisa dimaklumi mengingat smartphone ini ditujukan untuk pasar smartphone kelas menengah-bawah, di mana berbagai smartphone di kelas ini juga masih belum dilengkapi sensor itu. Satu sensor lagi yang disertakan ASUS di smartphone ini adalah fingerprint scanner, yang diletakkan di bezel sisi bawah layar.
Konektivitas seluler 4G LTE tentu saja sudah didukung oleh ASUS di Zenfone 4 Max ini. Seperti keluarga Zenfone 4 lain yang dipasarkan di Indonesia, ASUS menawarkan dukungan untuk LTE Band sesuai dengan yang digunakan oleh operator seluler di Indonesia, yaitu Band 3, 5, 8, dan 40. Sementara untuk standar kecepatan LTE yang didukung, smartphone ini disebut menawarkan dukungan LTE Cat. 4.
WiFi 802.11 b/g/n serta Bluetooth 4.1 didukung juga oleh smartphone yang satu ini. Memang, smartphone ini masih belum dibekali dukungan WiFi 5 GHz (802.11 n/ac), tetapi hal tersebut cukup wajar untuk sebuah smartphone di kelas Zenfone 4 Max ini. Smartphone ini juga masih belum dilengkapi dengan NFC.
Bicara mengenai kamera, sesuai dengan “prinsip desain” keluarga Zenfone 4, smartphone ini dibekali dengan sistem dual-camera, kali ini untuk kamera utamanya. Kamera selfie smartphone ini hadir dengan sensor 8 MP, dengan LED flash. Sementara untuk kamera utama, ASUS menggunakan kombinasi sensor 13 MP dan 5 MP, dengan sensor 13 MP dibekali lensa f/2.0, sementara sensor 5 MP dibekali lensa wide-angle. LED flash pun disertakan untuk mendukung penggunaan kamera utama ini.
Berdasarkan keterangan dari ASUS, smartphone ini mendukung perekaman video hingga resolusi 1080p, di 30 fps. Video 1080p @ 30 fps memang merupakan yang tertinggi yang didukung oleh SoC Snapdragon 425. Walaupun terkesan kurang “wah”, tidak bisa dipungkiri bahwa untuk saat ini, mayoritas video rekaman dari smartphone memang diambil di resolusi dan framerate ini, sehingga hal ini seharusnya tidak akan jadi masalah di smartphone ini.
Sistem operasi yang digunakan sebagai standar bawaan smartphone ini adalah Android 7.1.1 Nougat. ASUS juga menggunakan UI terbaru mereka, ZenUI 4.0, untuk smartphone ini. ZenUI 4.0 ini hadir menawarkan pengalaman penggunaan yang lebih baik, karena terasa jauh lebih ringan dibandingkan ZenUI 3.0, dengan lebih sedikit aplikasi bawaan.
Uji Performa
AnTuTu
Aplikasi benchmark yang satu ini adalah salah satu yang paling banyak digunakan untuk mengukur kekuatan sebuah perangkat Android. Beberapa hal yang diuji di AnTuTu antara lain User Experience (UX), CPU, RAM, GPU, dan I/O. Kami menyajikan skor dari AnTuTu 6.0.1.
[tabs class=”yourcustomclass”]
[tab title=”AnTuTu 6.0.1″ active=”active”]
[/tab]
[tab title=”AnTuTu 6.3.5″]
[/tab]
[/tabs]
Geekbench
GeekBench merupakan benchmark cross platform yang mengukur kinerja prosesor sebuah perangkat smartphone, tablet, dan PC. Aplikasi ini menggunakan berbagai algoritma komputasi yang banyak digunakan di skenario real world sehingga mampu menganalisa performa sebuah prosesor saat menggunakan single core atau multi core. Kami menggunakan dua versi Geekbench, yaitu Geekbench 3 dan Geekbench 4.
[tabs class=”yourcustomclass”]
[tab title=”Geekbench 3″ active=”active”]
[/tab]
[tab title=”Geekbench 4″]
[/tab]
[/tabs]
3DMark
Benchmark ini ditujukan untuk menguji performa dari sistem pada sebuah smarpthone Android dalam menangani pemrosesan grafis. Semakin tinggi hasilnya, semakin baik smartphone tersebut menjalankan proses grafis. Tes yang dijalankan adalah Ice Storn Unlimited.
PCMark
Aplikasi benchmark ini mengukur performa smartphone maupun tablet Android, lewat pengujian yang berbasis aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan oleh user, bukan algoritma yang bersifat abstrak. Skor yang dihasilkan diklaim mampu mencerminkan performa sesungguhnya dari perangkat tersebut. Tes yang kami jalankan adalah Work 1.0 dan Work 2.0.
[tabs class=”yourcustomclass”]
[tab title=”PCMark Work 1.0″ active=”active”]
[/tab]
[tab title=”PCMark Work 2.0″]
[/tab]
[/tabs]