Review Smartphone Huawei P20 Pro
Spesifikasi
Sebagai produk flagship, Huawei tentu membekali P20 Pro dengan SoC kelas atas. SoC yang digunakan di smartphone ini adalah Kirin 970, SoC kelas atas besutan HiSilicon, yang merupakan anak perusahaan dari Huawei sendiri. Kirin 970 sendiri bukanlah sebuah SoC baru, pertama kali digunakan di Mate 10 Pro, smartphone flagship Huawei untuk akhir tahun 2018 lalu. SoC ini menawarkan prosesor octa-core dengan 8x core Cortex A73 2.4 GHz dan 4x core Cortex A53 1.8 GHz dan GPU Mali-G72 MP12. SoC ini diproduksi dengan litografi 10 nm, setara dengan yang digunakan SoC premium lain yang ada di era saat ini.
Huawei melengkapi P20 Pro ini dengan RAM 6 GB LPDDR4X dengan konfigurasi dual-channel. Sementara untuk storage internal, smartphone ini menawarkan kapasitas 128 GB. Kapasitas tersebut terbilang besar, tetapi pengguna sudah tidak memiliki opsi perluasan kapasitas bila dirasa masih kurang karena smartphone ini tidak memiliki slot untuk Micro SD.
Baterai di smartphone ini mengusung rating kapasitas 4000 mAh. Kapasitas ini memang sudah cukup umum dijumpai di smartphone kelas menengah yang ada saat ini, tetapi untuk smartphone flagship, kapasitas baterai sebesar ini masih cukup jarang dijumpai. Penggunaan baterai 4000 mAh seharusnya akan membuat smartphone ini bisa menawarkan waktu penggunaan yang cukup panjang dalam sekali isi ulang penuh baterai, terlebih lagi karena SoC yang digunakan pun sudah menggunakan litografi/fabrikasi 10 nm, dan layar yang ada di smartphone ini pun juga mendukung waktu penggunaan yang panjang. Cukup disayangkan, Huawei tidak menawarkan kapabilitas wireless charging di smartphone ini.
Ya, layar 6.1″ di smartphone ini hadir hanya dengan resolusi Full HD+, lebih tepatnya 2240 x 1080 piksel. Memang, dibandingkan smartphone flagship lain, resolusi yang ditawarkan P20 Pro ini bisa dikatakan rendah, tetapi itu membawa keuntungan dari sisi konsumsi daya, karena resolusi yang lebih rendah membuat beban kerja sistem pengolah grafis di SoC menjadi lebih rendah, sehingga tidak membutuhkan banyak daya saat beroperasi. Resolusi Full HD+ juga tetap menghadirkan kerapatan piksel yang cukup tinggi, di kisaran 408 ppi, di P20 Pro. Huawei menyebutkan bahwa layar yang ada di smartphone ini menggunakan panel OLED, sehingga tentunya akan menghasilkan tampilan yang baik.
Sensor yang terbilang lengkap disertakan Huawei di P20 Pro, suatu hal yang memang seharusnya ada di smartphone kelas flagship. Smartphone ini memiliki accelerometer, gyroscope, compass, proximity sensor, light sensor, dan beberapa jenis sensor lain. Satu hal yang menarik, Huawei juga menyebutkan bahwa smartphone ini dibekali dengan color temperature sensor untuk membantu mendapatkan akurasi warna yang baik di hasil foto kamera utama. Seperti yang disebutkan sebelumnya, smartphone ini juga punya fingerprint scanner yang mendukung gesture input untuk menggantikan fungsi tombol navigasi virtual.
Bicara mengenai kamera utama, seperti yang sudah disebutkan di halaman sebelumnya, smartphone ini hadir dengan kamera utama dalam konfigurasi triple-camera. Tentu saja, terdapat tiga buah kamera di dalam sistem kamera utama itu, yaitu 40 MP 1/1.7″ dengan lensa f/1.8 27 mm sebagai kamera RGB utama, 20 MP dengan lensa f/1.6 27 mm untuk kamera monokrom, serta 8 MP dengan lensa f/2.4 80 mm untuk telephoto, yang merupakan hasil dari kerja sama dengan Leica. Kamera utama ini dibekali dengan OIS untuk sensor 40 MP, AI Image Stabilization, phase-detection dan laser autofocus, LED flash, dan fitur Master AI yang bisa membantu menentukan parameter pemotretan sesuai dengan 19 kategori objek yang bisa dikenali saat kamera diaktifkan. Sementara untuk selfie, tersedia kamera dengan sensor 24 MP f/2.0.
Dukungan untuk 4G LTE pastinya tersedia di smartphone ini, dan pastinya sesuai dengan LTE Band yang digunakan di Indonesia. Selain itu, untuk konektivitas nirkabel, P20 Pro ini juga mendukung WiFi dual-band dengan standar 802.11 a/b/g/n/ac, Bluetooth 4.2 dengan dukungan aptX HD, serta NFC. Smartphone ini juga memiliki infrared yang bisa digunakan untuk beberapa hal, termasuk salah satunya untuk menjalankan fungsi remote control untuk beberapa perangkat elektronik.
Sistem operasi yang diusung oleh P20 Pro adalah Android 8.1 “Oreo” dengan EMUI 8.1. Sayangnya, tidak ada keterangan terkait ketersediaan update sistem operasi ke versi Android berikutnya. Namun, mengingat smartphone ini dipasarkan sebagai produk flagship Huawei, kemungkinan besar update ke Android P akan tersedia untuk smartphone ini.
Uji Performa
Penggunaan SoC kelas atas Kirin 970 di smartphone P20 Pro ini membuatnya seharusnya memiliki performa yang terbilang tinggi. Wajar, mengingat smartphone ini diposisikan di kelas premium, dan sebagai produk flagship Huawei tentu ingin menyajikan smartphone ini dengan membawa performa tinggi. Namun, setinggi apa performa yang dihasilkan? Kami melakukan beberapa pengujian untuk melihat performa dari P20 Pro ini.
AnTuTu
Aplikasi benchmark yang satu ini adalah salah satu yang paling banyak digunakan untuk mengukur performa sebuah perangkat Android. AnTuTu menjalankan set pengujian untuk penilaian performa perangkat yang dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu Graphics, CPU, UX (User Experience), dan RAM. Di pengujian kali ini, kami menggunakan dua versi AnTuTu, yaitu AnTuTu 6.0.1 dan AnTuTu 7.0.
[tabs class=”yourcustomclass”]
[tab title=”AnTuTu 6.0.1″ active=”active”]
[/tab]
[tab title=”AnTuTu 6.3.5″]
[/tab]
[tab title=”AnTuTu 7.0″]
[/tab]
[/tabs]
Geekbench
GeekBench merupakan benchmark cross platform yang mengukur kinerja prosesor sebuah perangkat smartphone, tablet, dan PC. Aplikasi ini menggunakan berbagai algoritma komputasi yang banyak digunakan di skenario real world sehingga mampu menganalisa performa sebuah prosesor saat menggunakan single core atau multi core. Kami menggunakan dua versi Geekbench, yaitu Geekbench 3 dan Geekbench 4.
[tabs class=”yourcustomclass”]
[tab title=”Geekbench 3″ active=”active”]
[/tab]
[tab title=”Geekbench 4″]
[/tab]
[/tabs]
3DMark
Benchmark ini ditujukan untuk menguji performa dari sistem pada sebuah smarpthone Android dalam menangani pemrosesan grafis. Semakin tinggi hasilnya, semakin baik smartphone tersebut menjalankan proses grafis. Tes yang dijalankan adalah Ice Storm Unlimited & Sling Shot Unlimited.
[tabs class=”yourcustomclass”]
[tab title=”3DMark Ice Storm Unlimited” active=”active”]
[/tab]
[tab title=”3DMark Sling Shot”]
[/tab]
[/tabs]
GFXBenchmark
Benchmark ini juga digunakan untuk melihat gambaran kemampuan dari sebuah smartphone dalam menangani pemrosesan grafis. Ada beberapa scene yang tersedia, yang masing-masing menawarkan beban yang berbeda, dan juga beberapa dengan API yang berbeda, sehingga benchmark ini kami anggap bisa mewakili gambaran performa smartphone dalam hal gaming. Tes yang kami jalankan adalah T-Rex dan Manhattan ES 3.1 1080p.
[tabs class=”yourcustomclass”]
[tab title=”GFXBench T-Rex” active=”active”]
[/tab]
[tab title=”GFXBench Manhattan ES 3.1″]
[/tab]
[/tabs]
PCMark
Aplikasi benchmark ini mengukur performa smartphone maupun tablet Android, lewat pengujian yang berbasis aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan oleh user, bukan algoritma yang bersifat abstrak. Skor yang dihasilkan diklaim mampu mencerminkan performa sesungguhnya dari perangkat tersebut. Tes yang kami jalankan adalah Work 1.0 dan Work 2.0.
[tabs class=”yourcustomclass”]
[tab title=”PCMark Work” active=”active”]
[/tab]
[tab title=”PCMark Work 2.0″]
[/tab]
[/tabs]
Terlihat, performa yang ditawarkan oleh P20 Pro dengan SoC Kirin 970 di dalamnya memang bisa bersaing dengan SoC kelas atas lain dari generasi yang sama. Melihat skor yang dihasilkan oleh smartphone ini dalam beberapa benchmark di atas, smartphone ini akan terasa sangat nyaman digunakan untuk berbagai hal, baik untuk multimedia, bermain game, hingga mendukung pekerjaan sehari-hari. Kemampuan yang ditawarkan oleh P20 Pro ini sesuai dengan yang bisa diharapkan dari sebuah smartphone kelas premium.